Endah Wijayanti

Endah Wijayanti used to be a secretary to Vice President of PT Artawa Indonesia.She moved to another company, as a secretary of Nippon Steel Corp. Currently sh...

Selengkapnya
Navigasi Web

Berusaha Mengerti

#TantanganGurusiana

Roni selalu menjadi orang pertama sampai kantor. Pemuda yang baru 2 bulan bekerja dan dikenal pemalu itu memang rajin. Padahal rumahnya cukup jauh. Dia selalu berangkat lebih pagi agar tak melewati jam macet. Roni yang bekerja sebagai akunting itu sering gugup jika menghadapi masalah. Apalagi saat ada kesalahan dalam pekerjaannya. Pak Tito yang dikenal pemarah akan memakinya habis-habisan. Kalau sudah seperti itu, gemetarlah badan Roni.

Saat sedang membaca kertas fax, terdengar suara sepatu. Fika sekretaris perusahaan, membuka pintu, tersenyum memandang Roni.

Fika mengibas rambutnya, kemudian duduk di kursi tak jauh dari kursi pak Tito, Direktur perusahaan itu.

"Mbak Fika, boleh saya ambil buku besar catatan akunting yang ada di filling cabinet," suara Roni seperti berharap.

Fika membuka tasnya, mencari kunci yang dimaksud.

"Kok nggak ada ya?"

Gadis itu masih penasan mencari di tempat pinsilnya. Fika berusaha tenang, tapi Roni ketakutan. Bagaimana kalau nanti pak Tito datang dan menyuruhnya mengerjakan berdasarkan catatan yang ada di buku itu? Wajah Roni pucat. Seperti tanaman yang tidak disiram.

"Mbak, beneran kuncinya nggak ketemu? Pak Tato nanti marah besar."

"Iya , sudah kucari ngga ada." Fika mengucapkan dengan wajah biasa saja. Roni memang sering melihat Fika tenang jika menghadapi masalah. Tapi untuk kali ini kan menyangkut pekerjaannya. Roni ketakutan membayangkan wajah pak Tito memerah karena marah.

"Saya keluar dulu ya," ucap gadis itu pelan.

"Mbak, saya bisa mati berdiri kalau hadapi pak Tito sendirian."

"Tenang, cuma sebentar." Fika keluar ruang.

Roni tak merasa nyaman duduk di kursi empuknya. Dia menghitung menit dan detik. Berdoa agar pak Tito jangan datang dulu.

Fika datang membawa tukang reparasi kunci. Roni tertawa , membayangkan penyelesaian yang dilakukan Fika.

Laki-laki berkaos coklat itu mulai menjebol, dan menggantinya dengan yang baru.

Tak tok tak tok...

"Pasti itu suara sepatu pak Tito," pikir laki-laki itu .Jantung Roni tambah berdetak tak menentu .

Pak Tito berjalan melewati meja Fika. Dan berhenti di depan meja gadis itu.

"Itu kenapa?" Pak Tito mengernyitkan dahi.

"Kuncinya rusak, Pak," jawab Fika

"Ya sudah, dibuat supaya jangan gampang rusak."

Roni melongo. Fika senyum sambil menoleh sosok pak Tito menuju mejanya.

"Yess!! Berhasil," Fika melanjutkan memantau pekerjaan tukang reparasi kunci.

" Kerjanya yang bagus, ya. Buat yang bisa tahan lama, " pinta pak Tito pada tukang servis.

Roni manggut-manggut berusaha mengerti kejadian hari itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post